Sang Guru Kehidupan



Jika ditanya, “mengapa kau ingin menjadi guru?” Pasti jawaban setiap orang akan bervariasi. Ada yang ingin menjadi pegawai negeri agar hidup tuanya terjamin, ada yang kagum terhadap sosok seorang guru, dan ada yang memang hatinya terpanggil sebagai seorang guru. Bagaimana denganku? Alasanku cukup sederhana. Aku ingin pendidikan yang kujalani semenjak TK, SD, SMP, dan SMA tidak sia-sia. Aku tidak ingin ilmu yang telah kudapatkan hilang dan terbuang. Aku ingin ilmuku ini tetap kusimpan dan nantinya akan bermanfaat bagi banyak orang. Aku ingin menjadi orang yang berarti dan berguna. Seperti syair sebuah puisi karya Chairil Anwar yang berbunyi “sekali berarti, setelah itu mati….” Aku pun tidak ingin mati tanpa meninggalkan sesuatu yang berarti.
Sebenarnya apapun alasannya, menjadi seorang guru merupakan sebuah tugas mulia yang wajib ditunaikan oleh setiap manusia. Bagi yang telah memilih menjadi seorang guru, maka tiada hal lain yang lebih penting baginya selain mendidik calon generasi penerus bangsa. Guru merupakan seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Guru tidak pernah lelah mendidik siswanya.
Pernah aku mengajari seorang adik kelas XII SMA yang pagi harinya akan menempuh ujian pada mata pelajaran Kimia. Mirisnya, si adik sama sekali tidak menguasai dasar-dasar pelajaran Kimia mulai dari kelas X. Hal tersebut membuat perasaanku teriris. Bagaimana bisa dia tidak menguasai pelajaran Kimia mulai deri awal, padahal keesokan harinya dia akan menempuh ujian akhir? Waktu semalam pun tidak akan cukup untuk mengajarkan semua materi mulai dari awal. Aku hanya bisa menghela nafas.
Kejadian itu membuatku berpikir akan betapa sedihnya hati seorang guru ketika dia merasa tidak berhasil untuk membuat siswanya memahami pelajaran yang diajarkannya. Mungkin yang bisa dilakukan siswa hanyalah mengeluh bahwa pelajaran tersebut sangat sulit dan sang guru tidak bisa menyampaikan pelajaran dengan benar. Kenyataannya, bisa saja siswa tersebut tidak mengoreksi diri. Aku telah banyak memperhatikan tingkah laku anak SMA ketika sedang pelajaran di dalam kelas. Mungkin karena aku sendiri dulu juga pernah menjadi anak SMA dan pernah mengalami masa-masa menjadi anak bandel. Banyak anak yang tidak pernah memperhatikan pelajaran dengan alas an gurunya sangat membosankan. Padahal jika kita memperhatikan dengan baik, meskipun guru tersebut sangat membosankan, kita pasti bisa menangkap beberapa bagian dari penjelasan yang diutarakan guru.
Guru itu bukan untuk dicemooh. Guru memikul tugas besar dan tidak dapat dibayangkan oleh muridnya sekalipun. Dalam pepatah Bahasa Jawa dikatakan bahwa singkatan dari kata Guru adalah “digugu lan ditiru”. Artinya, guru merupakan sesosok manusia yang wajib untuk dipatuhi muridnya dan ditiru perilakunya. Mematuhi dan meniru disini maksudnya adalah dalam hal yang positif. Kita wajib mematuhi seorang guru jika beliau mengatakan hal-hal baik dan memotivasi. Kita wajib mematuhi seorang guru ketika beliau menyuruh kita untuk mengerjakan tugas atau tidak menyontek ketika ulangan. Kita wajib mematuhi seorang guru ketika beliau melarang kita untuk berbuat hal-hal yang merusak.
Guru wajib ditiru ketika beliau melakukan kebaikan dan hal-hal yang terpuji. Guru wajib ditiru untuk pengorbanan beliau dalam mendidik siswa. Guru wajib ditiru untuk segala sifat beliau yang pantang menyerah dan tanpa pamrih dalam menciptakan kader-kader generasi penerus bangsa.
Jika ditanya, “apa sih yang spesial dari profesi seorang guru?” Maka jawabannya adalah tanpa ada seorang guru, maka generasi penerus bangsa akan menjadi generasi yang bodoh. Bangsa ini akan menjadi bangsa yang bodoh. Tanpa seorang guru yang mendidik murid, tidak akan ada zaman yang terang seperti sekarang ini. Tidak aka nada zaman yang penuh kemajuan teknologi. Percaya atau tidak, kesuksesan sebuah bangsa bermula dari seorang guru yang sangat sederhana yang telah berhasil mendidik muridnya untuk mencapai kemajuan. Tanpa lahirnya seorang guru dalam hidup ini, dunia akan selalu berada dalam keadaan yang suram dan kelam. Bahkan orang secerdas Thomas Alfa Edison yang telah menciptakan  sebuah lampu pun, tidak akan berhasil jika dia tidak pernah dididik oleh seorang guru. Hal itulah yang membuat profesi guru berada dalam posisi yang sangat spesial.
Guru adalah orang yang paling mengerti kita di sekolah. Guru adalah orang yang paling memperhatikan perkembangan pelajaran kita di sekolah. Guru adalah orang yang paling peduli ketika kita ada masalah, terutama jika masalah itu sangat mengganggu pelajaran kita di sekolah. Guru adalah orang tua kedua kita. Sebagaimana menghormati kedua orang tua kita, sudah sepatutnya kita menghormati seorang guru sebagai pengganti kedua orang tua kita. Percayalah! Tanpa seorang guru, otak kita hanyalah seperti tong kosong yang tiada gunanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM

DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR DAN CARA MENGATASINYA

Membuat Struktur 3D dengan Chem3D