PROTES RINDU

 

Dengan bait-bait rindu yang tak pernah mampu terucap

Dengan bisik-bisik pilu yang hanya mampu menggaung nyenyat

Dan rintik-rintik sendu mengalir bersama hujan di malam yang dahsyat

Lalu luntur tanpa jejak…

 

Aku terhenti berdiam diri penuh sengguk kedap

Aku diam tak tenang gemetaran karena isak yang tak mau henti sejenak

Aku ingin menyatu melebur bersama hujan dahsyat agar ikut tersayat

Aku pun ingin luntur tanpa jejak…

 

Sekali lagi…

Aku berdiri mematung di hadapan foto usang tak bernoda

Yang kurindukan adalah mereka disana yang tengah bercengkerama

Disanalah, di foto itulah mereka tertera

Andai angin, gaung sunyi, hujan yang melunturkan ini sanggup mengantarkan pesan hati tak terucap oleh bibir yang hanya mampu menganga

Andai hati tak dibungkam oleh ego yang mencekik kehampaan kata-kata

Aku bersembunyi dalam sepi tak terbendung di balik topeng penuh dusta

Sebesar apa mampu kujabarkan kalimat-kalimat rindu yang makin menghentakkan dada

Membuncah merobek-robek nurani yang entah ingin kuabaikan saja

Andai ratusan kilometer itu dapat kuraih dengan pintu yang kutarik gagangnya

Andai hembusan kencang angin yang tak lagi sepoi itu mampu mengantarkanku pada mereka

Andai saja… namun kutahu ku tak bisa…


Tangerang Selatan, 4 Maret 2022

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM

DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR DAN CARA MENGATASINYA

Membuat Struktur 3D dengan Chem3D